Malam baru merambat pukul sepuluh saat Aku menulis tentang Susi disela-sela tugas jaga di UGD yang tak pernah sepi. Beberapa korban kecelakaan masuk yang entah kenapa malam ini lebih banyak dari biasanya. Aku selalu menandai batas akhir tulisan sebelum kutinggalkan dengan tinta hitam yang sama.
Seorang perempuan korban tabrak lari yang kutangani menyentuh tanganku sambil memohon,”selamatkan Saya, Dok…Sayaaa Suuuu….ssssiiii”,sambil menunjuk meja di mana kuletakkan tulisan itu lalu terkulai tanpa suara.
Aku tercekat, mataku terbelalak, Susi ada dihadapanku, bergaun putih berlumuran darah berharap sepotong nyawanya kuselamatkan. Namun maut menjemputnya tragis dan batas akhir tulisanku berganti merah darah dan tertulis kata MATI!.
*Ditulis untuk antolofi fiksi mini mengiringi Kumpulan Cerpen, DUA SISI SUSI
0 komentar:
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih