Tentang Daffa

Daffa dilahirkan pada tanggal 15 Mei 2007 pukul 20.00 lewat operasi caesar dengan bobot 4,5 kilogram dan panjang 52cm di Rumah Sakit Amanah Ibu, Solo.

Daffa adalah putraku ketiga yang Allah takdirkan menemani hari-hariku selama 8 bulan dan 7 hari. Kedua kakaknya Siqith dan Azhar bahkan tak sempat menghirup udara dunia yang penuh rekayasa dan fatamorgana. KIni ketiga putraku da dalam asuhan Nabi Ibrahim bersama setiap bayi yang menantikan perjumpaan dengan ayah bunda mereka. Karena mereka bertiga lah Allah memberiku kesempatan untuk menjadi ibu bagi para calon penghuni surga. Karena mereka membuatku lebih tegar menapaki jalan kehidupan, karena kutahu mereka telah menantiku di pintu surga, mereka akan menjemputku dan takkan membiarkan aku terseret masuk keneraka, karena mereka pun akan menjadi tabir api neraka bagiku.

Daffa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa buat bayi seusianya. Bisa dikatakan Daffa adalah "laboratorium" bagiku menerapkan semua teori ilmu tentang pendidikan anak. Sejak dalam kandungan dia telah kurangsang dengan banyak hal untuk proses
pembelajaran memorinya.

Bulan demi bulan Daffa kian pintar, lucu dan menggemaskan. Hari-hari bersamanya adalah sebuah upaya membangun fondasi sebuah kecerdasan pada usianya
yang masih sangat belia.
Namun sebagai seorang bayi, Daffa begitu mudah memori setiap hal yang kuajarkan padanya.
Membuat setiap orang yang mengenalnya tidak cuma jatuh cinta pada segala tingkah dan
kelucuannya yang menggemaskan, namun juga terpesona dengan kecerdasannya.

Pertumbuhan dan kemampuan fisik dan motoriknya juga berkembang dengan pesat. Di usia 1 bulan dia sudah mampu tengkurep dan mengangkat kepalanya saat tengkurep. Di usia 4 bulan dia sudah bisa memegang dan meraih benda-benda di sekelilingnya. Di usia 5 bulan dia sudah mampu belajar duduk dan duduk dengan baik masuk usia 7 bulan. Pertumbuhan giginya pun sangat cepat, di usia 8 bulan dia sudah punya 5 buah gigi.

Celotehnya selalu lucu dan menggemaskan. Kata pertama yang dia ucapkan di usia 7 bulan adalah, "mi...mi.." tiap kali dia mencari perhatian dariku dan memanggilku. Kata kedua yang dia ucapkan adalah "mam...mam.."tiap kali dia minta sesuatu.
Aach...semua tentang daffa begitu sangat manis dan menyenangkan.

Kusadari seperti halnya kedua kakaknya, bahwa Daffa adalah titipan. Semaksimal dan semampu mungkin aku menjaga, merawat dan mengasuhnya, Allah lebih sayang padanya. Di saat belum lagi usianya masuk 1 tahun, disaat belum lagi semua mimpi kuwujudkan bersamanya, Allah memanggilnya kembali, memintanya dari ku. Pada tanggal 22 Januari pukul 21.30 Daffa kembali pada pemiliknya sejati karena sakit diare yang cuma berlangsung beberapa jam saja.

Daffa adalah kenangan terindah yang menjadikannhidupku purna sebagai seorang perempuan. Menjadikan aku merasakan bagaimana menjadi ibu, bagaimana menerapkan semua teori pendidikan yang aku punya padanya.

Daffa adalah anugrah terindah yang menjadikan aku belajar memaknai sebuah keikhlasan tidak lagi sebatas teori. Kesabaran tidak lagi hiasan bibir.

Daffa adalah permata hati, belahan jiwa, sibiran tulang dan cahaya mata yang kan menjadi cahaya surga bersama kedua kakaknya. Mereka adalah cahaya-cahaya yang kan menyinariku pada saat amalku tak mampu memberiku cahaya terang pada sebuah hari pengadilan bernama Yaumul Hisab.
Biarlah aku mengenangnya sebagai sebuah memori terindah dalam hidupku. Sebuah kenangan yang terbingkai manis di hati.

Barokkalahu fiik Daffa anakku tercinta...sampaikan salam ummi buat kedua kakakmu, yang kuyakin mereka sama gagah dan gantengnya seperti dirimu.

Cinta kami kan selalu bersama kalian dan semoga Allah mengumpulkan kita semua dalam surgaNya, amin....

Posted in: memori