Saturday, December 10, 2011

Tentang Aku dan Mereka

Malam ini aku hanya ingin menuliskan tentang beberapa lapisan rasa yang mengulik jiwa dalam beberapa hari ini. Aku sangat bersyukur ketika Tuhan menghadiahiku sebuah keluarga besar. Sangat besar, berjumlah ribuan orang dengan tentu saja aneka kepribadian, watak dan sikap. Di saat aku merasa sepi kehilangan orang-orang yang kucintai, mereka hadir tidak hanya maramaikan hari-hariku tapi juga menghangatkan hatiku dengan cinta beraneka rasa.

Keunikan yang terjalin dalam sebuah keluarga besar bernama grup CENDOL=CErita Nulis dan Diskusi OnLine yang selalu saja menciptakan jumpa offline dalam aneka bentuk kegiatan, tentu saja tak cuma menciptakan suka cita dalam kebersamaan. Ada kalanya larikan duka, perbedaan friksi dan kecemasan melanda hati. Semua karena ikatan dan kedekatan emosional yang sangat erat di antara aku dan mereka.

Ada banyak anak yang memanggilku bunda, saudara yang memanggilku mbak atau kakak dan tentu juga ada yang kupanggil mas juga mbak. Layaknya sebuah keluarga, ketika ada yang jatuh dan sakit, aku pun merasakan kesakitan mereka. Saat ada yang bermasalah, aku juga merasakan kecemasan mereka. Lebih dari itu, sebuah tanggung jawab besar membuatku harus mampu bersikap dan melangkah dengan sangat hati-hati saat sebuah amanah menetapkanku untuk membina anggota CENDOL di Jawa Timur.

Tidak ada kehidupan tanpa ujian dan cobaan. Begitupun dengan keluarga besar ini. Semakin besar anggota keluarga yang berhimpun, maka semakin besar pula masalah yang timbul ke permukaan. Masalah yang bisa jadi melelahkan jiwa. Tapi aku berharap, kebersamaan yang terjalin bisa membuat kami saling menguatkan.

Kuhormati sosok Mayoko Aiko sebagai pemimpin keluarga besar ini dengan sepenuh hati. Pun kuhormati para suker (suhu keren) yang membimbing kami dalam dunia menulis dengan senang hati. Aku hargai segala jerih payah mereka menjadikan grup ini sebuah sekolah yang baik untuk belajar banyak hal, bukan cuma menulis, melainkan juga belajar kehidupan.

Jika hari ini ada resah dan galau merajalela di hatiku dan hati mereka, kuyakin itu karena rasa cinta terhadap keluarga besar ini dan tak ingin ada perselisihan yang membuat panas hati dan jiwa. Aku berharap perselisihan dan permasalahan yang ada sebagai bumbu yang akan lebih melezatkan rasa kekeluargaan ini.

Galau ini ingin kubuang jauh. Aku tak perlu cemas seperti yang dikatakan oleh mas Donatus A.Nugroho. Karena dinamika sebuah keluarga memang galibnya seperti ini. Aku yakin setiap masalah akan menemukan ujungnya seperti benang kusut yang masih bisa terurai jika kita mau menggunakan kepala dan hati yang dingin buat mensikapi semua masalah.

Aku bahagia, sekali lagi kukatakan aku bahagia dan bersyukur bisa menjadi bagian dari grup ini yang membuatku menjadi berarti. Yang menjadikanku somebody dari semula just nobody.

Berkaca dari dialog Mas Donatus dalam sebuah wawancara di grup, maka aku semakin tahu bagaimana harus mensikapi segala hal. Aku tidak hanya mendapat ilmu menulis dan belajar menjadi penulis, tapi aku memungut nilai kehidupan dan pelajaran sarat makna yang sungguh tak kukira bisa kudapat dari sebuah grup berbasis facebook.

Aku bangga menjadi bagian dari mereka... Aku mencintai mereka sebagai bagian dari kekayaan yang Tuhan berikan padaku. Ini semua tentang aku dan mereka dengan aneka rasa dan peristiwa.

waktu terasa semakin berlalu
tinggalkan cerita tentang kita
akan tiada lagi kini tawamu
tuk hapuskan semua sepi di hati

reff: ada cerita tentang aku dan dia
dan kita bersama saat dulu kala
ada cerita tentang masa yang indah
saat kita berduka, saat kita tertawa

teringat di saat kita tertawa bersama
ceritakan semua tentang kita

repeat reff

4 komentar:

RICK said...

keren

RICK said...

Bunda, cendol memang tidak mengajarkan kepenulisan..., lebih jauh tapi mengajarkan cara bermasyarakat. T_T terhura

My Sky said...

Cendol mengajarkan kepenulisan sekaligus kehidupan. Serpihan ilmu yang berserakan melatih kita untuk rajin membaca dan merangkainya kata demi kata. Perdebatan dan suatu komunitas itu biasa. Dari sanalah kita menjadi dewasa. Perselisihan dalam suatu hubungan itu juga lumrah adanya. Asalkan setelahnya tak ada dendam yang membara. Pertengkaran hebat pun masih tak terhindarkan, tapi diharapkan setelahnya kembali berpelukan mesra. Tak ada keluarga seindah CENDOL. Di sinilah rumah kita untuk berkembang bersama. Love you Cendol. Karena kalian, aku ada :)

Akarui Cha said...

peluk Bunda

Cha baru baca tulisan ini dan.....bikin aku makin sayang sama CENDOL...

T.T

Post a Comment

Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih

Followers

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | 100 Web Hosting