Hari ini banyak berita bahagia sehubungan dengan kehamilan beberapa teman. Tentu saja aku ikut gembira mendengarnya. Bagaimanapun sebuah kehidupan yang bermula dari rahim seorang perempuan adalah sebuah anugerah dalam kehidupan yang indah dan sarat makna yang tentu saja diiringi dengan rasa tanggung jawab yang luar biasa besarnya.
Sebuah kehamilan bukanlah sekedar hadirnya sesosok janin yang tumbuh kembang di dalam kehangatan kantong rahim. Melainkan juga sebuah awal pembelajaran seorang perempuan menjadi seorang ibu. Meskipun telah berkali-kali seorang ibu mengalami kehamilan, tetap saja kondisi kehamilan satu dan lainnya berbeda. Tidak cuma beda secara fisik tapi juga psikis yang mengiringinya.
Kehamilan adalah tanggung jawab dan anugerah bagi seorang perempuan. Tidak cuma sekedar memberi sang janin asupan nutrisi. Tapi seorang ibu yang hamil memiliki tanggung jawab penuh pada janinnya secara psikologis, emosional dan religi. Janin yang terhubung dengan sang ibu melalui tali pusat, sangat merasakan apapun yang dirasakan, dipikirkan, dan dialami bundanya.
Benarlah bahwa sebuah kehamilan adalah hasil pembuahan dari sperma sang ayah. Tapi sungguh seorang ibulah yang mengukir jiwa sang anak sejak dalam kandungan. Terlebih hanya ibu yang Tuhan anugerahi kemampuan memberikan MITOKONDRIA pada janinnya. Sesuatu yang tak bisa diberikan oleh ayah manapun pada anaknya.
Mitokondria atau dikenal juga sebagai Maternal Mitokondria adalah DNA Mitokondria (mtDNA) diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa dipengaruhi atau dihalang-halangi oleh mekanisme seksual. Ia merupakan warisan maternal yang hanya diturunkan oleh ibu kepada anaknya. sementara DNA inti (nDNA)tidak lain dari campuran antara DNA ibu dan ayah.
Mitokondria diangkat sebagai entitas master karena memiliki kualitas berikut yang tidak dimiliki yang lain yaitu:
a. Garis keturunan tidak terputus dari generasi sel ke generasi berikutnya
b. Kontrol atas produksi energi
c. Kemampuan untuk melintas antar sel dan bertahan hidup dari kematian sel.
Mitokondria mendapat manfaat terbanyak dari interaksi antara organel dan mengeksploitasi secara efisien milieu disekitarnya.
Dengan demikian sulit dipungkiri fakta bahwa setiap mitokondria dalam sel tubuh kita terkandung material genetik yang sama yang dimiliki oleh ibu kita dan ibu beliau, nenek kita, dan ibunya sebelumnya sampai ke ibu kita yang pertama Siti Hawa, warisan tanpa terputus dari ribuan generasi.
Bisa jadi bibir kita mirip ayah, mata mirip ibu, kulit mirip kakek, hidung mirip nenek dan postur tubuh mirip kakek buyut. Karena apa yang ada dalam diri kita adalah hasil kontribusi dari banyak generasi. Tapi satu hal yang tak bisa dibantah energi yang menggerakkan kehidupan kita sehari-hari diproduksi oleh satu saja, sel MITOKONDRIA, yaitu warisan dari ibu kita.
Buatlah ibu kita kecewa dan sakit hati dengan satu saja perbuatan kita, maka bukan tidak mungkin Tuhan akan berkehendak maka kutukannya akan mengalir menuju setiap mitokondria kita dan taraaa ... jadilah sesuatu ....
Itulah mengapa dalam cerita Malin Kundang sang ibu bisa mengutuknya menjadi batu. Masih ada lagi cerita seorang Harry Potter yang telindungi dari sihir hitam Voldemort, disebabkan perlindungan dari pengorbanan sang ibu. Belum lagi dalam Islam, Rosululloh menyebut kata ibu sampai 3 kali baru ayah, ketika seseorang bertanya siapa yang harus dia hormati.
Banyak pemimpin dan orang hebat di dunia ini. Tapi tahukah kita bahwa selalu ada perempuan hebat di belakangnya. Tidak sedikit pula lelaki yang terjerumus dalam jurang kehancuran, disebabkan perempuan di sisinya. Betapa perempuan memiliki energi jiwa yang dahsyat bagi kehidupan. Itulah yang seharusnya membuat setiap perempuan layak bersyukur atas "beban" kehidupan dan segala rasa sakit mengandung dan melahirkan yang diberikan kepadanya.
Mitokondria adalah lakon cinta abadi dari ibu kepada anaknya. Cinta yang tak pernah berhenti dan terputus meski bilangan waktu selalu saja berganti. Bahkan lakon cinta ini takkan pernah hilang sekalipun sang ibu bersemayam damai dalam keabadian. Karena cintanya telah diestafetkan pada perempuan-perempuan lain yang akan selalu melahirkan generasi penerusnya.
Lalu ketika seorang teman mendoakan agar aku segera hamil, dalam hati aku tersenyum. Bukankah mitokondria itu juga ada dalam dirinya sebagai perempuan? Jika aku tak lagi bisa hamil dan melahirkan, maka lakon cinta ini takkan pernah juga terputus. Karena mitokondria itu abadi dalam diriku dan bisa melahirkan cinta dengan energi jiwa. Aku mungkin takkan pernah lagi hamil dan melahirkan dari rahimku, tapi aku mengandung banyak anak dan melahirkannya dengan hatiku. Dengan segala energi jiwa yang kupunya bersumber dari mitokondria. Sehingga cerita cinta ini akan terus abadi sepanjang usia kehidupan yang hanya akan berhenti dengan indah pada waktunya.
11:42 PM
Titie Surya

Posted in:
12 komentar:
Bunda.. entah mengapa aku menjadi sedih membaca paragraf terakhir :(
*peluk bunda Titie*
bundaaaaaaaaaaa......... hiks, peluk erat bunda setelah baca paragraf terakhir......... entah aku harus bilang apa bund, gak bisa ngomong apa apa rasanya ......
*Peluk erat....
Hai Ragil Kuning, come on, I am really okey :) *peluk sayang
Hai Ridwan, tumbel gambarmu tuyul hehehe *nunjuk foto tuyul di profilemu
I am okey honey, really. AKu bahagia memilikimu dan semua sahabat dan anak-anakku :)
*Peluk Nessa
senengnya denger bunda bilang kalau bunda lagi okey....
jangan galau lagi ya bund, ingat msa masa konyol kalau bunda lagi galau. masih ada ALLAH yang selalu dekat dengan semua mahluknya.
ah ngapain aku jadi bilangin bunda, bunda tentu lebih tau bukan.... :)
(fotoku dah balik tuh bunda, tadi di gondol kucing.. :D)
Saya 'diseret' ke masa putih abu-abu. 20 tahun lalu.
Bundaa..
*peluk
Ada apa dengan 20 tahun lalu mbak Wahyu? :) Semoga indah cerita 20 tahun lalu itu.
Ervaaaaaaaa... *peluk unyuku sayang :)
Nah kan bagus kalau ada fotonya, bukan tuyul lagi hehehe. Aku selalu okey tiap kali selesai mengkatarsiskan rasa hati. Usai menulis, segalanya kembali ringan. Menulis adalah terapi jiwa buatku :)
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih