"Bisa ketemu sekarang? Kutunggu di Kenjeran?" Sebuah sms nyelonong masuk ke hapeku. Sebaris nama yang akhir-akhir ini mengusik pikiranku.
Aku berdandan secantik mungkin untuk menemuinya. Segera kustater sepeda motorku dan melaju ke tempat yang dijanjikannya.
Sosoknya yang tinggi besar mudah kutemukan di keremangan lampu pinggir pantai Kenjeran, di tempat yang agak tersembunyi.
"Lama kita nggak ketemu ya ... apa khabarmu?" tanyanya dengan senyum sumringah.
"Baik, gimana istri dan anakmu?"
"Ah, kenapa bertanya itu? Aku kan kangen sama kamu," ucapnya sambil merengkuhku dalam pelukan.
Aku tertawa mendengar ucapannya yang membungakan hati.
"Aku juga kangen kamu," ujarku sambil mengulas sesungging senyum.
Kubiarkan dia membawaku rebah di dadanya. Dimainkannya anak-anak rambutku yang jatuh tak beraturan. Kusesap udara malam yang bercampur asap rokoknya. Ah, lama sekali aku tak menikmati suasana ini.
Malam kian beranjak menjelang dinihari. Entah sudah berapa kali bibirku dikulum dalam keremangan. Entah sudah berapa kali pula kubiarkan tangannya menyusup ke balik pakaianku. Aku mabuk dalam belaiannya pada setiap lekuk tubuhku. Sementara sepasang mata mungil bermain dalam benakku. Aku harus segera pulang, meski tak bisa memenuhi permintaannya.
"Maaf, aku harus pulang. Thalia menungguku." AKu berusaha melepaskan diri dari pelukannya.
"Ah, setan kecil itu selalu saja mengganggung kencan kita!" makinya sambil menarikku kembali.
"Setan kecil katamu? Bukankah darahmu juga mengalir dalam tubuhnya?!" sentakku kesal, penuh marah.
"Salahmu! Kenapa tak kau gugurkan dia!"
"Sssst sudahlah ... aku nggak mau ribut. Biar kunikmati sesaat lagi bersamamu." Aku mengalah dan kembali larut dalam dekapannya yang menyambutku dengan penuh kemenangan.
Kubelai dadanya dengan lembut, meredakan amuk emosi di hatinya. Kubiarkan juga dia mengecupi seluruh bagian tubuhku. Perlahan tangan kiriku meraih cundrik, keris kecil yang sudah kuolesi racun dan sejak tadi kusisipkan di saku. Dengan penuh kelembutan, kutikamkan tepat ke arah jantungnya saat aku mengelus dadanya. Sesaat dia mengejang, lalu terkulai. Aku orgasme melihat nyawa iblisnya melayang, puas!
16 komentar:
hmm...
sadis...
mantap,,, begitu seru ceritany..
kunjungan pertama
salam kenal dan foll back juga ya.
Revolusi Galau
Yaaaah...bad ending...bagian atas deg2an asyik...bagian bawah deg2an kget...karena dari atas ga ada tanda2 kebencian sama sekali, ku pikir org orgasme di pantai tuh kayak apa? hehe... Ok have a nice moment for the next job, I'll always wait for it
si iblis telah tewas.. setan kecilnya jadi yatim dunk..
:)
Sesekali nggak yang manis-manis aja dong yang ditulis :)
Ini berdasarkan kisah nyata yang kubaca di koran pagi tadi.
Terima kasih atas kunjungannya. Sudah kukunjungi balik tapi nggak bisa di follow :)
Terima kasih atas segala komentarnya Kak. Semoga nggak bosan baca tulisan-tulisanku.
Apa bedanya? Si Iblis hidup juga setan kecilnya nggak diakui sebagai anak hehehe
akhir sebuah perselingkuhan jahat...
Terima kasih kunjungannya Abu Rizieq :)
hehehehehe.. bagi laki-laki yang suka selingkuh, bisa belajar dari cerita ini.. wkwkwkwkwk
Hai Shofie,, terima kasih untuk mampirnya ya :)
keren !!
wah ini benar2 FF master. hehe..
saya bisa merasakan ending yang tak terduga itu. wow, keren bunda :)
Wah... 'Mumtaz' ceritanya... salut...:-D
wow, keren mba! mohon masukan mba untuk cerpenku yang ini donk mba.
http://fiksi.alaikaabdullah.com/2012/06/tirai-yang-tersibak.html
trims.
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih