Friday, February 10, 2012

Perjodohan

“Jadi kau putuskan untuk pulang?” Tanya seorang lelaki padaku, yang duduk di hadapannya sambil mengaduk-ngaduk isi gelas bubble tea dengan resah. Ditatapnya aku dengan ribuan tanya yang menari-nari di hatinya.

“Iya, bunda memintaku segera menikah. Keluarga besarku bahkan berfikir untuk meruwatku.” Ucapku dengan suara lirih yang bahkan nyaris terbawa desir angin yang berembus kencang menerpa selasar cafe Marina Bay, tempat kami duduk menikmati senja sambil memandang kubah Esplanade dari kejauhan.

“Lalu bagaimana dengan aku, Ran?” Dia bertanya sambil menggenggam telapak tangan kiriku, penuh rasa cemas dan gusar.

“Entahlah, aku juga bingung. Please Ref, aku tak mungkin menolak kehendak bunda kali ini.” Kutatap wajah Refly dengan mata berlumuran duka yang kental dan siap meluncur menjadi butir-butir kristal bening ke kedua pipiku.

“Aku tahu, kita memang berdiri pada dua budaya yang tak sama Ranny. Tapi berulang kali kukatakan padamu, aku siap melamarmu dan menjelaskan tentang hubungan kita pada keluarga besarmu. Singapura-Jakarta sekejap saja bisa kutempuh."

“Tapi kau tahu, itu tak mungkin Refly! Bundaku bersikeras agar aku menikah dengan lelaki pilihannya. Lelaki Jawa yang …,”

“Ngerti unggah ungguh, gupuh, suguh, lungguh, gitu kan?!” Refly memotong ucapanku yang belum lagi selesai.

“Ya,” jawabku, kemudian tergugu sambil melempar pandangan jauh ke kubah Esplanade, seolah hendak kusampirkan resah pada puncak bangunan tersebut.

“Tapi aku akan kembali ke sini, menyelesaikan kuliahku yang masih tertunda,” ucapku setelah berkali-kali menarik nafas panjang.

“Lalu aku?” Refly bertanya sambil mencari jawab di mata gadisnya.

“Juga untukmu,” jawabku, meski tak yakin dengan apa yang baru saja kuucapkan

“Oh my dear, you know I really love you so much, honey. Aku akan menunggumu di tempat ini.” Refly berdiri, berjalan memutari meja, dan memelukku yang tetap duduk terpaku sambil memaksakan seulas senyum.

Senja beranjak kian petang. Kunikmati hari-hari terakhirku di sini sambil menatap air mancur Merlion dari atas jembatan Marina Bay. Kusandarkan tubuh pada dada bidang Refly yang memeluk pinggangku dari belakang. Sementara alunan hati tak kupahami nada-nadanya.

Maafkan aku, Refly. Terpaksa kubohongi dirimu. Setelah aku yakin kau tak pernah mencintaiku sepenuh hati. Kusembunyikan darimu bukti-bukti yang kutemukan saat kau bercinta dengan Mr. Han Liu, dosenku.

11 komentar:

Unknown said...

wew, ya begitulah mungkin....
kadang banyak alasan untuk satu tujuan.
nice bunda...

:)

Ranny Setya R said...

huwaaaaaaaaaaaaa.......
ajiibbbb!!! xD
So sweetttttt!

Titie Surya said...

Tujuan yang mana, Ridwan? :)

Titie Surya said...

Wah, di mana letak sweetnya? Ranny yang dibohongi sama si Refly? hahaha

Unknown said...

kalau di FF ini, tujuan mutusin si rafly kan karena dia ketahuan penyimpangan orientasi seksualnya pake alasan mau di jodohin orang tua bukan?

nah itulah,
kadang kita memberikan alasan yang bukan alasan sebenarnya untuk mencapai tujuan tertentu. jadi inget cerpen di Kumpulan Cerpen KOmpas bund, " Gerimis Senja di Praha"

Refli said...

wew nasibku . . . jelek disini hehehehe

bahriaabidin said...

Hah...!! bedebah dia...!!! ternyata.... jgn menangis Ranny...keputusanmu adalah keputusan yang benar, I'm behind you... please go on...go on...go on your own decision (Aq suka dengan karya-karyamu, enak dibaca, alur ceritanya juga enak dan sulit ditebak,ada edisi kumpulan cerita karyamu? nanti aku cari

Titie Surya said...

Hehehe, sorry pinjem namamu, Ref ... peaceeee :)

Titie Surya said...

Hai kak Bahria, ada antologi cerpenku bersama teman-teman, judulnya IMPIAN LIAR PEREMPUAN. Insya Allah bulan depan sudah nangkring di Gramedia :)Thanks ya

Andro Bhaskara said...

hehehehe,, cara yang sopan dalam kondisi terluka.. :)

Titie Surya said...

Karena kadang luka tak harus menyayat sekeping hati yang lain dengan sembilu, Andro Bhaskara :)

Post a Comment

Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih

Followers

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | 100 Web Hosting