Akhirnya...kejenuhan berlalu sudah. Kuharap mood ku dan segala isi liang kepalaku tak lagi sembunyi dikedalaman palung nan jauh. Aku rindu menulis lagi setelah bersusah payah meredam segala resah dan mengenyah tumpukan gelisah.
Kasihan diaryku, kosong melompong tak berjiwa. Pupus seperti butiran debu yang diterbangkan angin. Hari ini kujejaki lagi rumahku. Kusapu sampah yang menyerak dan kubersihkan debu yang menumpuk bersenti-senti.
Kutengok timbunan kata yang teronggok beku disudut bilikku. Ahaaaaahh...ada banyak hal yang bisa kurangkai menjadi hiasan indah rumahku.
Lihatlah...ada sahabat-sahabatku dan cintanya nan tulus. Ada ephiey yang mendadak jadi pasienku. Disudut lain Andrea mengulum senyum yang membuat rindu untuk bercanda dengannya, sahabat yang kerap memompa lelah jiwaku. Belum lagi berderet-deret kata bernuansa harap yang perlu dilogika. Dan...eehhh ternyata disudut lain ada rindu yang menggelegak buat dituang, rindu berjuta nuansa yang menari-nari menunggu jemariku menguntainya menjadi kisah dan cerita.
Ooooaaaaaamhhhh...kurentangkan kedua tanganku lebar-lebar menguap dan menggeliatkan tubuhku lalu berjingkat turun dari peraduan tempatku sembunyi dan berjalan menghampiri timbunan kata-kata yang perlahan kusentuh, kusauk dengan kedua genggam tangan yang masih tertatih mengajak mereka menari.
Hari ini, kujalin rampak jemari memilih dan menarikannya diatas keyboard. Kumulai baris pertama dari sini, dari kerinduanku, rindu pada kekasihku yang tak lelah menemani letih dan resahku. Kurindui bau tubuhmu membelit sukmaku. Kurindu tatap teduhmu melumerkan segala resahku. Kurindu segala tentang dirimu cinta...
Dan...hoooorrreeeee...akhirnya aku bisa menulis lagi...yuuuuhuuuuuu...asssyyiiikkkk...kepalaku tidak lagi beku bersama onggokan debu.
0 komentar:
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih