Sunday, February 5, 2012

Dari Doli Ke Matchbox Too Cafe

Hari ini, minggu 5 Februari 2012 akan menjadi hari yang sangat padat buatku dan teman-teman di komunitas CENDOL (CErita meNulis Diskusi OnLine) Jawa Timur. Kami hanya komunitas penulis muda yang berusaha menjadi berarti dalam lautan cerita kehidupan. Seperti biasanya, agenda rutin kami setiap Minggu pagi adalah berbagi ilmu dengan adik-adik di Taman Bacaan Kawan Kami, di lokalisasi Dolly.

Bersama anak-anak itu selalu saja ada banyak cerita. Mulai dari kenakalan, kemanjaan, kemalasan dan antuasisme mereka dalam belajar, membuat kami kerapkali harus menahan airmata yang selalu nyaris tertumpah. Bakat-bakat mereka sama dengan anak-anak yang tumbuh dalam keluarga normal pada umumnya. Mereka tidak pernah minta untuk dilahirkan oleh siapa dan dalam lingkungan yang mana. Jika mereka terlahir dari rahim para PSK, dari pertemuan benih ayah yang mucikari dan gembong narkoba, itu juga bukan mau mereka.

Ucapan yang nyeleneh, tingkah pola yang over aktif, masih mereka imbangi dengan ungkapan kasih pada sesama teman yang kadang justru tak terfikirkan oleh kami. Mereka memang bukan anak yang beruntung, tapi mereka juga berhak mendapatkan ilmu dan harga diri yang sama dengan anak-anak lain seusianya. Kami hanya berupaya sedikit dari apa yang bisa dilakukan buat mereka. Bahu membahu dengan beberapa komunitas lain semisal YDSF, Remas AL-Falah, KAMMI-ITS dan yang lainnya, adalah upaya kecil untuk mengenalkan mereka pada masyarakat. Untuk menunjukkan pada banyak mata bahwa mereka mampu menjadi anak-anak "normal" yang berprestasi dan bermartabat. Cuma kerja kecil dari segumpal niat besar di hati kami, semoga membawa manfaat untuk langkah kaki dan ayunan tangan anak-anak bangsa di lingkungan marginal yang terpinggirkan.

Selesai dari segala kegiatan di Doli, kami meluncur ke Matchbox Too Cafe. Menghadiri undangan acara Petang Untuk Lan Fang sebagai bagian dari acara Festival Lan Fang. Keriuhan yang tentu saja kontras dengan suasana di Doli, membuat hatiku meleleh dalam lantun syukur, pujian dan harapan, berharap kelak anak-anak di lokalisasi itu mendapatkan kesempatan untuk tampil secara terhormat di tempat yang mewah seperti ini.

Musikalisai puisi oleh Filesky dan teman-teman, menghanyutkan kembara pikirku, hinggap pada pucuk-pucuk kehidupan. Aku berangan, andai saja sastra memiliki geliat rampak dan terperhatikan oleh banyak kalangan yang memiliki kebijakan dan jabatan, tentu akan selalu ada karya-karya bernas yang dihargai dengan pantas. Andai saja banyak jiwa tersentuh dan mau bergandengan tangan, maka sastra akan menjadi lebih indah dalam ranah literasi dan budaya yang takkan lekang oleh putaran masa.

Aku tahu, sebuah langkah sedang diupayakan untuk menjadi titik bangkit dunia sastra di Surabaya. Tapi mengapa mata baru terbuka ketika seorang sahabat yang peduli dengan sastra, dijemput kematian? Haruskah selalu perlu sebuah kematian untuk menggerakkan ratusan, ribuan bahkan jutaan kepedulian terhadap dunia sastra?
Walaupun demikian, satu keyakinanku, kebaikan takkan pudar meski tenggelam dalam bayang-bayang. Kepergian Lan Fang, menjadi titik balik bersatunya banyak hati untuk membangkitkan sastra kembali. Lan Fang bukanlah martir yag dikorbankan, melainkan inspirasi bagi sebuah kepedulian dan kebangkita karya anak bangsa.

Petang kian beranjak, temaram senja mengiringi musikalisasi puisi yang melantun indah. Semoga setiap butir keringat menjadi catatan amal pada buku kehidupan yang akan dikenang kelak oleh para pecinta sastra yang mungkin tanpa sengaja menemukan tulisan ini, tulisan tentang sebuah angan dan harapan bangkitnya sastra dalam ranah literasi.

10 komentar:

Unknown said...

selamat berjuang....

doakan semoga aku bisa jadi bagian dari kegiatan kalian .....

.

Titie Surya said...

Amin, terima kasih Ridwan. Pasti kamu bisa :)

ismail said...

manthabbbb bunda....
wahhh.. aku haras banyak belajar dari bunda nihhh
kasih aku sedikit ilmu ya... bunda guru!!!
wkwkwkwkwk

Titie Surya said...

Ayo Ismail, sama-sama belajar :)

hudahoe said...

wah...keren2...
perlu belajar banyak nulis ini :)

Titie Surya said...

Ayo Nur Huda, sama-sama belajar

Ranny Setya R said...
This comment has been removed by the author.
Ranny Setya R said...

Kerennn....semuanya kerennn! like this yoo :D
Sip bund :)

HUDHA ABDUL ROHMAN said...

sebagai anak muda harus lebih aktif berkaryaaa..

salam pena..

Titie Surya said...

Yap, ayo berkarya ... salam selalu menulis :)

Post a Comment

Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih

Followers

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | 100 Web Hosting