Tuesday, April 7, 2015

Peserta BPJS Disayang Jangan Dibuang

Seharusnya tulisan ini kuposting sejak beberapa bulan yang lalu. Tapi kesibukan yang mendera, membuat terlambat posting. Its oke, Better late than never, bukan? :)

Mama mertuaku setahun belakangan ini mengidap sakit diabetes akut yang menyebabkan lambungnya juga bermasalah. Berkali-kali sudah mama berobat ke dokter umum. Belum juga membaik kondisinya. Setelah menjadi peserta BPJS, mama berobat di Balai Pengobatan Perjuangan, Kebun Jeruk. Setelah 2 kali berobat, maka dirujuklah mama ke RS PELNI untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi. Dokter mendiagnosa terjadi penumpukan cairan di lambung yang harus disedot lewat bedah minor.

Berdasarkan surat rujukan dari Balai Pengobatan tersebut, aku mengantar mama untuk berobat ke RS PELNI Petamburan, pada tanggal 22 Januari 2015. Beruntungnya mama mendapat seorang dokter senior yang teliti saat melakukan pemeriksaan. Dr. Agus, SpPd .... (deretan gelarnya banyak sekali sampai aku tidak hapal). Setelah melalui pemeriksaan, perawat menyampaikan bahwa, mama akan dipanggil untuk rawat inap guna pemeriksaan dan perawatan lanjutan atas penyakitnya. Nomor hapeku dicatat, jika sewaktu-waktu ada kamar kosong untuk perawatan, maka pihak rumah sakit akan menghubungiku.

Kami pulang dari rumah sakit berbekal obat-obatan yang harus dikonsumsi mama selama masa menunggu. Tepat seminggu kemudian, pada tanggal 29 Januari 2015, rumah sakit menghubungiku, dan menyampaikan bahwa mama dapat segera masuk untuk menjalani perawatan pada hari itu juga.

Aku yang sedang di kantor saat menerima telepon, segera menghubungi suamiku agar memberitahu mama, dan mempersiapkan apa yang harus dibawa ke rumah sakit. Malam itu juga mama rawat inap. Aku yang mengurus semua prosedur masuk rumah sakit, sungguh tidak mengalami kerumitan apapun. Saat mendaftarkan untuk rawat inap, sebagai peserta BPJS, hanya dimintai uang jaminan perawatan sebesar dua ribu perak, Ya dua ribu perak, seharga segelas es teh di warteg. 

Malam itu mama dirawat di ruang rawat penyakit akut. Kami, anak-anaknya tidak diperkenankan menunggui. Aku dan suami terpaksa pulang. Sikap dokter, perawat dan bahkan satpam yang begitu ramah, membuat kami yakin, mama akan ditangani dengan baik meski tak kami tunggui. Aku sendiri percaya, Allah akan bekerja dengan baik lewat tangan-tangan para petugas medis tersebut.

Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku sudah tiba di rumah sakit. Untung tak terlambat, karena ternyata jadwal endoskopi-nya pukul 07.30. Aku sempat mengiringi brankar mama yang didorong masuk ruang endoskopi lalu ke ruang bedah minor. 

Lebih kurang dua jam mama ditangani di ruangan tersebut. Lalu dipindahkan kembali ke ruangan yang hanya bisa kulihat dari balik kaca jendela. Mama tertidur, efek bius pra tindakan di ruang bedah minor tadi. 

Lewat tengah hari, kulihat mama mulai sadar meski masih lemas. Kupantau keadaannya lewat perawat yang keluar masuk ke ruangan tersebut. Menjelang sore, mama dipindahkan ke ruang rawat Kenanga untuk observasi lanjutan. Malam kedua ini aku menemani mama di ruang rawat kelas dua. Di ruangan tersebut ada satu pasien lagi. Seorang gadis berusia 19 tahun yang sudah satu setengah bulan dirawat di rumah sakit ini,

Selama masa perawatan, dokter, para perawat, dan bagian gizi sangat memperhatikan keadaan mama. Kadar gula darahnya dipantau 5 kali sehari. Di hari ketiga, siang hari harusnya mama sudah boleh pulang. tapi gula darahnya yang mendadak melonjak hingga 600 mg/dl, membuat kepulangannya tertunda. Syukurlah menjelang maghrib, mama diijinkan juga pulang. 

Aku kembali mengurus administrasi kepulangannya. Dari ruang perawat, aku diberi berkas-berkas yang harus dibawa ke ruang administrasi. Kubaca total biaya perawatan selama 3 hari, sebesar 19 juta sekian ribu rupiah. Memasuki ruang administrasi, aku diterima dengan sangat santun oleh petugasnya. Lalu berapa yang harus kubayar untuk biaya perawatan sebesar itu? Hanya 37.500 rupiah saja. Subhanallah ... terpujilah mereka yang membuat program BPJS untuk meringankan perawatan rumah sakit bagi mereka yang tidak mampu. Dan sudah selayaknya pemerintah melakukan program jaminan kesehatan bagi warganya. 

Aku juga angkat topi dan mengacungkan 2 jempol bagi pelayanan RS PELNI yang luar biasa bagi para peserta BPJS. Layaklah rumah sakit tersebut menyebut dirinya sebagai rumah sakit rujukan peserta BPJS. Senyum, sapa yang ramah dan santun, betul-betul menjadi sebuah aksi nyata yang mereka lakukan sepenuh hati. 

Pasien gadis 19 tahun yang seruangan dengan mama, teman-teman yang menjaga para keluarga mereka yang sakit, ketika kutanya  juga bercerita tentang betapa baiknya pelayanan rumah sakit ini. 
Di sini peserta BPJS disayang, tak dibuang percuma. Karena menurut para perawat dan dokter yang sempat kuwawancarai mengatakan bahwa, "orang sakit dan keluarganya sudah begitu terbebani secara materi, moral, dan mental. Tugas kamilah meringankan beban mereka semaksimal mungkin. Kami tidak membedakan pasien umum maupun peserta BPJS. Karena beban mental mereka sama." 

Waah, andai semua rumah sakit menerapkan hal yang sama, betapa masyarakat tak perlu merasa ragu untuk menjadi peserta BPJS. Semoga ke depannya BPJS akan menjadi nilai tersendiri sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap warganya. karena diakui atau tidak, iuran BPJS jauh lebih murah dari asuransi kesehatan manapun. Semoga juga pelayanan-pelayanan di seluruh rumah sakit semakin layak, manusiawi, dan ramah bagi seluruh peserta BPJS. 

Perhari ini, kami tidak lagi ragu menjadi peserta BPJS. Pengalaman menunjukkan, masih banyak rumah sakit dan petugas paramedis yang berhati mulia. Terima kasih atas segala doa yang disampaikan untuk kesembuhan mama. Semoga segala doa baik berpulang bagi mereka yang mendoakan, amiiin. 


*Tiga bulan pasca perawatan mama, 7 April 2015



3 komentar:

Lidya Fitrian said...

Berguna banget ya mbak dengan adanya bpjs

Titie Surya said...

Iya , Mbak @lidya. Sangat berguna banget ....

Unknown said...

saya juga mau berobat wasir & perut di rs. pelni petamburan ini, semoga dapat pelayanan yg baik.

Post a Comment

Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih

Followers

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | 100 Web Hosting