Melemas raga di atas tumpukan kata terkupas satu-satu
Menapaki jejak dari Ay Ye ke Huo Ma Ren, Gan Jiang Ciang,
Xiao Hui Xiang, Sha Ren, Su Mu hingga Di Qien Cao.
Xiao Hui Xiang, Sha Ren, Su Mu hingga Di Qien Cao.
Letih mengaduk emosi jiwa,
seketika padam
Tiap kali kau sodorkan bertumpuk kata dalam serat-serat herba
Menjadikan kata terhenti pada alun pikir tergugu
Jadi kepada siapa kubisikkan cinta tak bermata?
Pada angin kah? Pada rumputkah?
Kau nyala dalam semangatku
Mata kedua pada kantuk yang bergelayut
Pancuran ilmu tak berbatas pintu
Sahabat berbincang pada letih memagut
Mata kedua pada kantuk yang bergelayut
Pancuran ilmu tak berbatas pintu
Sahabat berbincang pada letih memagut
Tuhan mengirimmu untuk larut dalam setiap kata menjadi ragi
Dalam segumpal semangat yang kerap tak
mengembang
Terima kasih telah ada di saat aku butuh penopang pena
Terima kasih telah ada di saat aku butuh penopang pena
Terima kasih telah mengisi lelahku dengan semangat terbaru
6 komentar:
komplit bund puisinya, mulai dari pekerjaan, cinta dan penebar semangat
begitukah?
tetep semangat ya bund, apapun yang terjadi,
siapapun kelak penyambung tulang rusuk itu, pastilah dia yang terbaik yg Dia kirim buat bunda
:)
Hahahaha itu kan merangkai status fb yang tercecer. Amiiiin ....
Btw masih ditemennin mbak Kun-kun ya? :P
dibuat jadi satu puisi gitu bund?
mantablah...
bunda estin cerita tentang itu juga ya?
jiah ...
udah g seperti kemaren2 kok bund,
Syukurlah ... iya dong, kita berdua kan kemaren ngrumpiin kamu juga hahaha
SIp deh, ada bolo sekarang buat ngeledekin kamu .... nduuuuuut hahahaha
wah ya kah?
jadi pengen tahu ngomongin apa aja ne tentang aku......
Ngomongin "sahabat-sahabat" barumu di Genteng Kali itu xixixixi
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih