Apakah kau wajah rindu di kaki senja
Yang memecah ombak serupa buih-buih doa
Atau kah kau pemilik kunci gerbang asmaralaya
Yang harus kubuka dengan kalam wisesa
Tanganku kuat merentang gendewa
Tapi apa guna tanpa mata panah
Haruskah kusimpan kembali pada kotak pusaka
Berteman segala tanya dan titian resah
Ingin kulempar resah ke langit wingit
Terhisap malam berlampu bulan selirit
Berharap surya kembali terbit
Mematahkan gundah pada jiwa terbelit
Tapi pusaran badai tak biarkanku melaras jiwa
Dibuatnya aku melanglang bimbang hingga menggetarkan cakrawala
Kau kah itu Sang Brahma penggenggam Pawaka
Melecut ancala sunyi berwajah seribu tanya
Kuharap kau tak cuma bersukma Brahma
Bertahta pada ketinggian tak tergapai mata
Di wajahmu menitis rupa Arjuna
Semoga kau setegas Yudistira, seberani Rama
Membimbing Srikandi merentang gendewa
Menjemput Shinta di lahan Rahwana
Cukup dengan satu pertanda
Jika sejatinya kuncimu adalah cinta
10:17 AM
Titie Surya

Posted in:
4 komentar:
wew,
puisi itu hanya sang penulislah yang tahu betul kedalaman makna yang terkandung di dalamnya
maka, biarlah kunikmati saja setiap alunan nada dan ungkapan jiwa yang mampu aku tangkap ...
Selamat menangkap apa yang bisa ditangkap hahaha Btw FF mu terbaru kurang eksplor tuw. Garing ... sorry to say this. Lebih diperdalam lagi makna kata butchi itu, biar lebih keren FF nya. Aku mau komen di blogmu, angele, pake dikasih "pager" segala siiiiiih :P
wow....
aku takjub dan terkesima..
untaian katanya benar-benar membekap sukma
Terima kasih ... *sambil berputar di depan cermin
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih