Di masa kanak-kanak, para orangtua kerap melarang
anak-anaknya keluar rumah pada waktu maghrib. Dengan kalimat andalan,
“Jangan keluar kalau maghrib nanti dibawa wewe gombel." Atau, “Awas looh!
Nanti kamu diculik genderuwo kalau keluyuran waktu maghrib. Awas ada setan
tuuuh!"
Apa sebenarnya yang terjadi di waktu maghrib? Sampai para
orangtua mengultimatum seperti itu?. Apakah benar hantu, wewe gombel, genderuwo
dan segala jenis setan-setanan eksis dan benar adanya? Sehingga jadi senjata
andalan untuk menakuti-nakuti anak kecil supaya patuh tanpa reserve atas perintah ayah ibu nya?.
Berdasarkan kajian dari sudut pandang agama, ternyata
Rosululloh Muhammad SAW melarang keluar pada waktu maghrib berdasarkan hadits
berikut :
“Dari Jabir RA, Rosululloh SAW bersabda, "Ketika malam
turun, dekatkanlah anak-anak kalian kepadamu. Karena waktu itu syaithan
berkeliaran. Sejam kemudian Kalian dapat melepaskan mereka. Dan tutuplah
pintu-pintu rumahmu dan sebutlah nama Allah. Padamkanlah lampu dan sebutlah
nama Allah. Tutuplah minumanmu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah juga bejanamu
dan sebutlah nama Allah, sekalipun hanya dengan meletakkan sesuatu di
atasnya." (HR.Bukhari).
Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa, ketika malam turun,
antara waktu maghrib dan isya ( perhatikan kata sejam kemudian) Kita dianjurkan
untuk tidak keluar rumah untuk kebaikan diri sendiri. Selain itu hadits
tersebut juga mengajarkan untuk menutup pintu, minuman dan setiap wadah yang
ada dengan mengucap basmalah. Sebagai upaya menghindarkan diri dan keluarga
dari gangguan setan. Sementara memadamkan lampu dengan menyebut nama Allah
adalah sebuah pelajaran untuk mendapatkan tidur yang berkualitas selepas waktu
isya. Karena dengan memadamkan lampu tubuh akan mudah relaks dan tidur lebih
cepat sehingga tubuh akan mengeluarkan zat melatonin yang mampu melakukan self healing dari berbagai penyakit, dan membangun
sistem imun alami. Anjuran untuk tidur selepas isya adalah agar kita bisa
bangun di pertiga malam terakhir untuk sholat tahajud.
Sementara berdasarkan kajian ilmu medis timur yang dikenal
dengan akupunktur, ditemukan bahwa waktu maghrib identik dengan spektrum
gelombang warna merah. Waktu di mana setan dan iblis memiliki tenaga maksimal
disebabkan warna merah adalah gelombang frekuensi mereka.
Larangan keluar rumah di waktu maghrib juga berguna bagi
kesehatan frekuensi otak, otot dan tulang. Karena pada waktu maghrib, tenaga
kerja jantung yang mengandung unsur api sebagai salah satu elemen lima unsur
alam dalam teori yin dan yang, sedang berada dipuncak. Jantung berhubungan
dengan darah (sie). Dan pembuluh darah mempengaruhi kerja otot dan
tulang. Ketidak maksimalan kerja jantung akan mengakibatkan seseorang mudah
terkena rheumatoid arthritis ( rematik) dan osteoarthrosis (nyeri tulang). Itulah mengapa
sebaiknya menghindari mandi antara waktu maghrib dan isya. Bukan air yang
menyebabkan seseorang terkena rematik jika mandi di waktu tersebut, melainkan
kondisi yin yang tubuh yang tidak seimbang. Berdasarkan kajian tersebut, selayaknya
kita menjadikan waktu maghrib untuk menjalin komunikasi transenden dengan Sang Pencipta dengan sholat dan
dzikir, untuk menyerap tenaga alam dan menguatkan Qi=Ci Jantung, agar mampu
mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan memberi kekuatan pada otot dan
tulang.
Kembali pada masalah tidak boleh keluar di waktu mahgrib,
selayaknya tidak hanya berlaku untuk anak-anak namun juga bagi kita yang sudah
dewasa. Bagaimanapun menghentikan sejenak aktivitas di luar rumah( bagi mereka
yang bekerja di luar) dan mampir ke masjid untuk sholat maghrib adalah upaya
menghindarkan diri, tidak cuma dari gangguan setan secara psikis, tapi juga
secara pisik mencegah diri dari kecelakaan. Karena gelombang warna merah akan
sangat berbahaya jika bertumbukan dengan cahaya yang menyilaukan mata, baik
dari sinar lampu jalanan, atau sorot lampu kendaraan yang menyebabkan banyak
terjadi kecelakaan di waktu maghrib.
Sementara bagi bayi, balita dan anak-anak kita, larangan
keluar rumah memberi pelajaran dan membiasakan anak menjalani pola hidup sehat.
Alih-alih membiarkan anak keluar rumah atau justru orangtua mengajak anak
jalan-jalan waktu maghrib, lebih baik jika anak diajak sholat berjamaah,
belajar bersama, dan mendongeng. Terlebih bagi para bayi dan balita yang masih peka dan dalam
masa keemasan memori dan mengimitasi banyak hal. Kebiasaan baik yang kita
ajarkan, akan menjadi sebuah proses pembelajaran yang tersimpan sebagai file di
alam bawah sadar. Kelak akan membantu mereka untuk mempelajari sesuatu yang
lebih rumit seiring pertambahan usianya. Otak mereka sedang berkembang
dengan pesat di usia keemasannya, jangan cederai sinap-sinap (jaringan penghubung antar otak)
mereka dengan membawa ke dalam pusaran spketrum warna di mana setan dengan
segala kekuatannya menyusupkan bisikan-bisikan halus untuk merusak kemampuan
otak ananda tercinta. ,
Pembiasaan polah asuh dan pola hidup yang baik dari orangtua,
akan menjadi kebiasaan yang tertanam di dalam diri seorang anak. Dengan
demikian, tidak perlu lagi menakuti-nakuti anak dengan segala cerita mistis
hantu-hantuan, yang justru akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang
penakut dan lemah. Bagaimanapun, upaya baik untuk menjaga dan mendidik keluarga
tercinta, adalah keinginan setiap orangtua. Mari jadikan waktu lebih berharga dalam
setiap detik kehidupan yang diberikan selama nyawa masih melekat di jiwa.
*Duri Kepa, 12 Mei 2015
*Sebuah recycle tulisanku yang pernah dipublish di
www.jinggapublishinghouse.com
*Diolah dari berbagai referensi.
2 komentar:
anakku ke masjdi kalau margib mbak, kalau bapaknya pulang cepat sama-sama ke masjidnya. Allhamdulilah keduanya gak takut dan gak pernah ditakuti soal setan.
Alhamdulillah, Mbak Lidya :)
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih