Wednesday, August 12, 2015

Menautkan Jejak Eksistensi

Pernah dengar yang namanya SPG? Sales Promotion Girl? Oooh noo! Terus apa? Sejenis makanan baru yang enak bingiits? Yeeey bukan juga! SPG adalah Sekolah Pendidikan Guru. Emang ada? Ada dooong. Sekolah ini ngetop pada jamannya, dan rata-rata guru senior yang masih mengajar sekarang adalah tunas bangsa yang lahir dari rahim SPG. 

Saya adalah salah satu lulusan SPG Negeri 6 Jakarta yang pernah eksis. Kalaupun sekarang sekolah ini dilikuidasi, bukan semata karena peminatnya berkurang. Melainkan pemerintah, khususnya menteri pendidikan pada tahun 1991, memutuskan guru harus lulusan setingkat diploma. Maka dibentuklah yang namanya PGSD alias Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang menjadi bagian dari IKIP pada saat itu. Jadi jenjang pendidikan untuk menjadi guru lebih lama. Harus tamat SMA dulu. lalu masuk PGSD, baru bisa jadi guru. Sementara di jaman saya sekolah, lulus SMP bisa langsung masuk SPG dan siap jadi guru SD. 

Apakah itu berarti lulusan SPG tidak berkualitas? Hohoho siapa bilaang! Para siswa lulusan SPG kenyang ditempa dengan pendidikan yang ketat, target ketat, praktek mengajar ketat dan berkesinambungan sejak kelas 1. Tidak ada yang namanya sekolah bisa berleha-leha seperti anak sekolah jaman sekarang. Sedikit kesempatan buat kami jadi berandal sekolah. Apalagi yang namanya tawuran, siswa-siswi SPG track recordnya bersih 

Jadi masa-masa saya di SPG stress doong dengan segala peraturan yang ketat? Iiih nggak laah yaauw. Kami menikmati masa remaja sebagai murid, sekaligus menikmati masa-masa "dimatangkan" untuk menjadi guru. Terlalu banyak kenangan indah yang kalau dituliskan bisa jadi novel berseri looh. 

SPG pernah ada. Kami pernah menikmati masa-masa itu. Kenangan-kenangan itulah yang menyatukan keinginan kami untuk temu kangen. Jadilah tahun ini kami melakukan halal bihalal khusus alumni SPG Negeri 6 angkatan 88, di rumah Nining, Kodam Bintaro. Waah sudah pada tua doong! Yaiyalah! Tapi kami menolak tua. Buat kami tua itu kalau sudah tidak lagi bisa berdaya dan berkarya. 

Saya dan teman-teman masih asyik berkarya dengan segala daya dan pastinya karena itu kami bisa bergaya, ya kaan? :) Tidak semua lulusan SPG pada akhirnya menekuni profesi sebagai guru di sekolah. Tapi mereka tetaplah guru di universitas kehidupan dengan segala kompleksitasnya. Saya sendiri sudah tidak lagi mengajar secara formal sejak tahun 2005. Beberapa teman mengambil jalur di dunia industri, perkantoran, bisnis, dan banyak lagi bidang kehidupan yang diisi oleh para alumni SPG ini. 

Namanya juga alumni ya, jadi kalau lagi halal bihalal begini isinya pasti saling membully tentang kenakalan atau kejahilan kami semasa sekolah. Tak ketinggal cerita-cerita kenangan yang bisa bikin ketawa hahahaha meskipun pada saat kejadian dulu pastinya ada yang menangis. 

Para anggota tim volly sekolah ; Nining, Lilis, dan Ninuk asyik bernostalgia tentang dunia vollynya. Nina Si Ibu Lurah masih seheboh dulu dengan ceritanya tentang pembalut yang terbalik, meski tampangnya innocent, sampai-sampai Ibu Rahmiati tidak percaya kalau ia yang melempar kulit rambutan dan nyangkut di konde si ibu hihihi. Tuji? Aaah ya gadis berkepang 2 di sekolah ini masih cempreeeng, hebooh dan tetap mengucap i dengan e, alih-alih seribu jadi serebu, Cipinang jadi Cepinang, aiih lucunyaaa.

Gusti si mamah Dedeh, masih usil dengan kalimat-kalimatnya yang kalau tidak cerdas menanggapi, membuat kita terjebak. "Ndi, rumahnya masuk mobil nggak?"
Naah coba apa makna kalimatnya tersebut hayooo :)
Sementara Paryati, Fairny dan Halimah masih sekalem dulu. Eeeh tapi kadang-kadang Fairny bawel juga sih xixixi. 

Lalu Gobind Jay alias Jahidi si kurus krempeng yang menjelma jadi wakil kepala sekolah yang berkarisma, kalau ngomong masih pakai mikir dulu. Duuh kebanyakan mikir, Pak. Ketinggalan pesawat loooh, eeh nggak ding. Bapak satu ini baru pulang umroh yang tentunya naik pesawat. 

Yang lebih tidak terduga, H. Andy yang di masa sekolah sepertinya melambai xixixi ... sorry ya Jiii. Ternyata cukup tegas menjadi ketua ikatan alumni SPG Negeri 6 angkatan 88. Andy yang sukses jadi pebisnis, begitu peduli akan keberlangsungan silaturahmi para alumni ini. Bisa dibilang, Andy lah motor penggerak reuni kami.


Enak dong ya bisa halbil sambil reunian. Tentu enak. Apalagi didukung pasangan hidup yang setia dan mau mengantar serta menunggui kami berhaha hihi ria. Para bapak-bapak itu asyik ngobrol soal batu akik, sambil ngopi dan ngrumpiin para istrinya pastinya. 


Sayangnya reuni ini belum lengkap. Doli, Upik, Mung Ha, Nurjanah, Uthe, Nitis, Subur, Dwi Restu, Eem, dan masih banyak lagi yang tidak bisa hadir dengan alasan masing-masing. Semoga mereka baik-baik saja dan pastinya tetap berkarya di bidangnya masing-masing.

SPG boleh tiada secara wujud dan eksistensi. Tapi obor tetap menyala di dada kami para alumni yang mengemban amanah untuk anak negeri.  Silaturahmi ini adalah upaya agar tidak kepaten obor sesama alumni. Alangkah bahagianya jika sampai anak cucu kita saling mengenal karena para orangtua mereka terjalin dalam persahabatan yang solid. 

Semoga reuni pertiga bulanan di rumah Nina Dahlan, di bulan Nopember 2015 dihadiri oleh lebih banyak alumni. Ayoo hadir doong di rumah Nina. Supaya kalian terus jadi inspirasi tulisan saya hehehe. O ya Titie akan selalu ada di setiap reuni sebagai pengamat untuk menjadikan kalian sebagai bahan tulisanku hohoho .... 

*Kudedikasikan tulisan ini buat teman-teman Alumni SPG Negeri 6 angkatan 1988
*Meruya, 12 Agustus 2015

4 komentar:

Lidya Fitrian said...

inget banget aku waktu SD suka ada SPG yang magang di sekolah belajar mengajar

nh18 said...

Kudedikasikan tulisan ini buat teman-teman Alumni SPG Negeri 6 angkatan 1988

Ahhhh ini manis sekali ...
Pasti ada seribu satu kenangan di sana
apalagi sekolah tersebut sudah di likuidasi tentu ikatan kekerabatan alumni sekolah tersebut menjadi semakin kuat

Salam saya

Anonymous said...

Semoga Bunda selalu jadi guru yang menjadi panutan ^_^

Titie Surya said...

Iya, Pak NH Her. Seribu kenangan ada di sana. Terima kasih untuk salamnya.

Post a Comment

Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih

Followers

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | 100 Web Hosting