Pada gerimis hati kau datang
Bawakan segumpal harap di jelang petang
Katamu untuk melingkis biru
Dari hati yang beku
Di siang benderang kau menghilang
Tanpa berita apalagi surat terlayang
Sementara buhul hati belum lagi terurai
Masih serupa benang berkelindan masai
Sudah kubilang padamu dulu
Jangan sentuh apapun meski kau mau
Karena ia fragile serupa kaca
Mudah berderai dan pecah
Pergilah ... jika itu maumu sudah
Jangan lagi peduli pada gemeretak patah
Biarkan saja, ia kan kembali lesat dan tegak
Bersama panah waktu yang tak henti berdetak
Pergilah ... jangan lagi peduli pada pendar jingga kala
Ia kan teduh dalam pelukan malam
Biarkan saja ia dirangkul sang candra
Untuk melesapkan luka pada pusaran kelam
Jangan tolehkan lagi pandangmu
Karena biru telah kembali beku
Tak peduli pada tatap sayumu
Yang ada cuma kelu memilin kalbu
*TMA, 28 Agustus 2012
5 komentar:
Selamat siang ibuuu, dah lama gaa baca puisi dari ibuu
puisi ini jadi obat kangen buat sayaaa :)
Hai Tiek ... senang bisa mengobati kangenmu. Apa khabar? mohon maaf lahir batin ya :)
Insyaalloh kabarnya baik buu, sama2 buu taqobbalallahu minna wa minkum :)
malem mbak, susah saya mengartikan puisi :)
salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
jujur dalam segala hal tidak akan mengubah duniamu menjadi buruk ,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
Post a Comment
Untuk mempererat persahabatan, tinggalkan jejakmu di tulisan ini ya sahabat. Terima kasih